Berita kami

Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang dengan Ber-orientasi pada Kearifan Lokal dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan 

28 July 2023 Inspirasi

Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet ekor Panjang dengan Ber-orientasi pada Kearifan Lokal dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali

 

Oleh : SUYANTA, SP.MM

Kecamatan Tamansari Kabupaten Boyolali secara astronomis terletak pada 109o 08’ – 109o 10’ BT dan 6o 50’ – 6o 53’ LS. Posisi astronomis tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan Tamansari           berada dalam posisi daerah dengan iklim tropis dengan dua musim, yaitu kemarau dan penghujan. Kecamatan Tamansari dilihat dari posisi geostrategik memiliki potensi strategis  dalam bidang ekonomi, mengingat Kecamatan Tamansari berada pada posisi simpang jalur dua Kabupaten  yang mendukung terhadap jalur distribusi perekonomian nasional yaitu jalur Boyolali klaten Yogyakarta. Topografi Kecamatan Tamansari termasuk dalam kategori dataran sedang sampai tinggi, yaitu memiliki ketinggian antara 600 -1500 meter diatas permukaan air laut (dpal), berada pada perbatasan antara Boyolali Klaten dan Sleman lereng gunung merapi lahannya yang subur dan apabila terjadi erupsi Merapi sampai saat ini tidak begitu berbahaya karena ada gunung yang melindungi dari aliran lahar dingin maupun lahar panas yaitu gunung Merbibi serta diuntungkan juga corong/mulut kawah yang menghadap kearah barat laut, sehingga apabila terjadi erupsi dampaknya bukan aliran lahar tetapi hujan abu. Daerahnya kering tidak ada sumber air,karena wilayah kecataman Tamansari merupakan wilayah resapan dari 10 desa yang di wilayah kecamatan Tamansari yang sudah tercukupi air bersih hanya 3 desa yaitu, desa mriyan, lanjaran, sumur,dan desa karanganyar. Desa desa yang lain apabila terjadi musim kemarau untuk mencukupi kebutuhan air bersih membeli lewat truck tangki dengan kapasitas 5.000 – 8.000 liter dengan harga antara Rp.150.000,-  sampai dengan Rp.250,000,-

Tamansari adalah sebuah kecamatan yang merupakan satu dari tiga kecamatan baru yang ada di Kabupaten Boyolali yang resmi dibentuk pada tanggal 4 Februari 2019; kecamatan baru yang lain adalah Gladagsari dan Wonosamodro. Kecamatan Tamansari merupakan pemekaran dari Kecamatan Musuk. Kecamatan Tamansari terdiri dari 10 Desa dengan luas wilayah 43,64 km2 dengan jumlah penduduk 29.220 jiwa ( sumber BDA BPS tahun 2023 ).

Ada sepuluh desa dalam kecamatan ini, yaitu :

  1. Dragan
  2. Jemowo
  3. Karang Kendal
  4. Karanganyar
  5. Keposong
  6. Lanjaran
  7. Mriyan
  8. Lampar
  9. Sangup
  10. Sumur

Dengan batas- batas wilayah :

  1. Utara Kecamatan Musuk
  2. Timur laut Kecamatan Musuk
  3. Timur Kecamatan Musuk dan Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten
  4. Tenggara Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten
  5. Selatan Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten
  6. Barat daya Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten
  7. Barat Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten
  8. Barat laut Kecamatan Musuk

 

Jumlah penduduk Kecamatan Tamansari pada tahun 2022 sebanyak 30.743 jiwa, Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling besar berada di Desa Jemowo, yaitu sebanyak 5.471 jiwa, sedangkan yang paling sedikit di desa Lanjaran sebanyak 1.910 jiwa.

Berdasarkan data kependudukan  Dinas Dukcapil tahun 2022 sebagian besar jumlah penduduknya petani, sehingga sumber pendapatan yang diperoleh dari pertanian dan peternakan, hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi lahan pertanian yang luas dan subur ,suhu udara yang dingin. Sehingga pada sebelum tahun 2015 bisa dikatakan wilayah yang subur Makmur gemah ripah lohjinawi masyarakatnya tentrem adem ayem aman dan nyaman karena banyak sumber pendapatan baik dari hasil pertanian ( tanaman pangan, Sayuran ,buah buahan), Perkebunan ( cengkeh, tembakau,lada) Peternakan ( sapi perah,sapi Pedaging Kambing ,ayam dll) walaupun daerah kering Sebagian besar kekurangan air tetapi daya beli masyarakatnya cukup tinggi untuk membeli kebutuhan terutama air. Tingkat kesejahteraan tinggi dibuktikan dengan rumah rumah permanen yang bagus, kendaraan baik roda 2 maupun roda 4 hampir setiap KK ada.

 Pada tahun 2010 terjadi erupsi Merapi yang dasyat, walaupun bukan daerah aliran lahar panas maupun dingin tetapi kena awan panas dan hujan abu mengakibatkan kerusakan ekosistem dilereng gunung Merapi maupun merbibi, pohon pohon besar maupun kecil di wilayah Taman nasional Merapi yang berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Tamansari  hangus kena awan panas semua penduduk dan ternak di 4 desa yaitu sangup mriyan lanjaran jemowo di evakuasi ke wilayah yang lebih aman di sekitaran kota Boyolali, walaupun dampak dari hujan abu sampai di wilayah kota boyolali. Lahan pertanian hamper semua diwilayah Kecamatan Tamansari tertutup abu, Tanaman hampir semua lanas akibat kena hujan abu.

Hal inilah merupakan awal pergerakan monyet ekor Panjang yang awalnya hidup di wilayah lereng Merapi,merbibi karena hawa panas dan cadangan makanan tidak ada maka monyet monyet yang masih hidup turun ke wilayah pedesaan di sekitar wilayah tamansari untuk bertahan hidup. Dengan berjalannya waktu sedikit demi sedikit penduduk sudah mulai pulang ke tempat tinggalnya masing masing menata Kembali kehidupan dengan Bertani maupun berternak. Monyet monyet tersebut juga ikut merasakan nyaman karena ada makanan yang dihasilkan oleh petani dengan cara mencuri dan merusak lahan milik warga. Diawal memang  petani tidak merasa dirugikan karena hanya Sebagian kecil yang di curi. Semakin lama monyet monyet merasa aman dan nyaman tidak Kembali ke habitatnya yaitu di wilayah lereng gunung atau wilayah taman Nasional karena di habitat lama tidak ada makanan. Semakin lama berkembang biak dengan cepat menurut penelitian bahwa monyet jantan mampu mengawini betina 8 sampai 10 ekor dalam sehari semalam dan usia kehamilan  6 bulan sudah lahir jumlah anak bisa 2sampai 4 ekor  per induk. Akibat perkembangbiakan yang cepat ini apabila terjadi perkelahian antar monyet pejantan yang kalah akan lari pindah ke tempat lain untuk membentuk koloni baru sehingga di sinyalir 4 desa yang posisinya berbatasan dengan lereng gunung Merapi serta taman Nasional gunung Merapi di setiap dukuh sudah terbentuk koloni koloni yang markasnya di pereng/bibir jurang  dan untuk yang 6 desa juga sudah mulai membentuk koloni. Monyet ekor panjang yang disebut juga long tailed macaque memiliki beberapa nama lokal di berbagai daerah di Indonesia, antara lain kethek (Jawa), kunyuk (Sunda), karau (Sumatra), bedes (Tengger), motak (Madura), warik (Kalimantan), belo (Timor) dancigaq (Minangkabau). Monyet ekor panjang merupakan spesies monyet dengan ekor yang panjangnya mendekati ukuran panjang tubuhnya dengan kaki belakang yang lebih panjang dari pada kaki depannya. Dengan tubuh sepanjang 38 - 64 cm, panjang ekornya mencapai 40 - 65 cm. Monyet ekor panjang dewasa memiliki berat tubuh antara 3-8 kg (3,5-8 kg untuk individu jantan dan 3 kg untuk individu betina) dengan warna rambut bervariasi antara abu-abu hingga kecoklatan dengan bagian ventral berwarna putih.Monyet ekor panjang juga memiliki kantong makanan di pipi untuk menyimpan makanan sementara serta memiliki bantalan duduk yang melekat di tulang duduk (Sinaga et al., 2010). Jambang di pipi berwarna abu-abu terdapat pada individu tua, sedangkan jambul tinggi di atas kepala biasa dimiliki oleh satwa muda. Hidungnya datar dengan ujung hidung menyempit. Monyet ini memiliki gigi seri berbentuk sekop, gigi taring dan geraham untuk mengunyah makanan.

Monyet kra adalah monyet asli Asia Tenggara namun sekarang tersebar di berbagai tempat di Asia. Nama lokalnya dalam bahasa Melayu, kra atau kera, adalah tiruan bunyi yang dikeluarkan oleh hewan ini. Nama ilmiah: Macaca fascicularis, Kerajaan: Animalia, Periode gestasi: 165 hari ,Ordo: Primates, Famili: Cercopithecidae,Filum: Chordata

Berdasarkan survei yang lebih luas tersebut, diperoleh estimasi jumlah kelompok monyet ekorpanjang di lereng Merapi berkisar antara 750-850 kelompok, dan ukuran populasi antara 13,321-23,100 individu, Monyet ekor panjang memiliki aktivitas rutin harian seperti mengambil makanan, memasukan makanan kedalam mulut, menyimpan makanan ke dalam kantung pipi, serta mengunyah dan menelan makanan.

 

IDENTIFIKASI ISU/PERMASALAHAN

Kondisi saat ini

  • Rusaknya tanaman budidaya pertanian

Dengan semakin bertambahnya jumlah monyet ekor Panjang maka semakin banyak juga makanan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup monyet monyet tersebut padahal sampai saat ini belum ada metode tertentu yang bisa mengendalikan perkembangbiakan monyet . dan monyet monyet tersebut semakin liar karena bersaing untuk mencari makanan, disisi lain petani sudah mulai putus asa karena sudah bertahun tahun belum ada acara untuk mengendalikan hama tersebut akhirnya banyak yang alih komoditas dengan tanaman rumput untuk pakan ternak dan banyak juga yang dibiarkan atau bero Adapun data lahan alih komoditas dan bero data terlampir.

Data luas serangan

  • Setiap Petani  selalu merugi  
  • Petani alih profesi/ pekerjaan

Dengan fenomena tersebut diatas dan semakin berlarut larutnya masalah hama tersebut, maka sebagian petani alih profesi menjadi buruh bangunan maupun buruh pabrik  hal ini dilakukan oleh petani karena hasil pertanian sudah tidak bisa lagi diandalkan untuk mencukupi kebutuhan. Sebetulnya dari pemerintah desa,kecamatan maupun kabupaten bahkan masalah ini sudah pernah dibawa sampai ke provinsi tetapi belum ada action/solusi  yang tepat untuk pengendalian hama tersebut.

Data kemiskinan di kecamatan Tamansari sumber dari data MCD Mei 2023

 

  • Belum ada posko terpadu pengaduan dan penanganan serangan monyet
  • Masih adanya stigma di masyarakat tentang aksi balas dendam koloni monyet  jika koloninya terganggu    yang berakibat terjadinya pembiaran terhadap serangan ke tanaman budidaya petani
  • Belum ada kerja sama internal dan eksternal dengan berbagai pihak untuk menangani pemberdayaan ekonomi petani akibat serangan ini

Kondisi  Yang Diharapkan.

  1. Tanaman budidaya pertanian aman dari serangan
  2. Peningkatan pendapatan petani
  3. Petani Kembali semangat menanam tanaman budidaya sehingga lahan pertanian kembali produktif
  4. Ada regulasi yang jelas dari instansi  terkait dalam pengendalian serangan tersebut
  5. Dibentuk posko pengaduan bekerja sama dengan stakeholder terkait secara terpadu
  6. Sosialisasi secara menyeluruh kepada masyarakat untuk mengurangi stigma tersebut dengan memanfaatkan metode yang berdasarkan kearifan local ( musuh alami monyet ) yang memiliki nilai lebih secara ekonomi
  7. Dibentuk kerja sama internal dan eksternal dengan berbagai pihak untuk menangani pemberdayaan ekonomi petani akibat serangan ini dengan Dinas Ketahanan Pangan,  DLH, Dinas Pertaniaan, Dinas Peternakan, BPBD, BKSDA, Taman Nasional Merapi, LPTP,Universitas Boyolali, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa,  AQUA DANONE, Perum Pegadaian, PERTAMINA, Relawan tanggap bencana, kelompok tani dan PKK desa

Kondisi saat ini

Kondisi yang diharapkan

Rusaknya tanaman budidaya pertanian

Tanaman budidaya pertanian aman dari serangan

Setiap Petani  selalu merugi

Peningkatan pendapatan petani

Banyak petani alih profesi sehingga lahan pertanian yang tidak produktif

Petani Kembali semangat menanam tanaman budidaya sehingga lahan pertanian kembali produktif

Belum ada regulasi pengendalian serangan monyet

Ada regulasi yang jelas dari instansi  terkait dalam pengendalian serangan tersebut

Belum ada posko terpadu pengaduan dan penanganan serangan monyet

Dibentuk posko pengaduan bekerja sama dengan stakeholder terkait secara terpadu

Masih adanya stigma di masyarakat tentang aksi balas dendam koloni monyet  jika koloninya terganggu yang berakibat terjadinya pembiaran terhadap serangan ke tanaman budidaya petani

Sosialisasi secara menyeluruh kepada masyarakat untuk mengurangi stigma tersebut dengan memanfaatkan metode yang berdasarkan kearifan local ( musuh alami monyet ) yang memiliki nilai lebih secara ekonomi

Belum ada kerja sama internal dan eksternal dengan berbagai pihak untuk menangani pemberdayaan ekonomi petani akibat serangan ini

Dibentuk kerja sama internal dan eksternal dengan berbagai pihak untuk menangani pemberdayaan ekonomi petani akibat serangan ini dengan Dinas Ketahanan Pangan, DLH, Dinas Pertaniaan, Dinas Peternakan, BPBD, BKSDA, Taman Nasional Merapi, LPTP, Universitas Boyolali, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa,  AQUA DANONE, Perum Pegadaian, PERTAMINA, Relawan tanggap bencana, kelompok tani dan PKK desa

Kategori yang perlu diintervensi dengan inovasi lainnya :

  1. Strategi Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang Dengan Ber-Orientasi Pada Kearifan Lokal Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali dengan adanya pembangunan dan sarana prasarana lingkungan
  2. Struktur Pelaksanaan Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang Dengan Ber-Orientasi Pada Kearifan Lokal Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali menjadi prioritas utama dalam mencapai target kinerja organisasi melalui system informasi terpadu Perlu adanya penegasan kewenangan dan tupoksi untuk prioritas pemberdayaan masyarakat
  3. Proses Belum tersedianya database  yang menjadi acuan bersama dalam mencapai target kinerja organisasi Penguatan kapasitas stake holders (sosialisasi ke semua lini) dg diadakannya system terpadu sebagai acuan bersama dalam penanganan Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang Dengan Ber-Orientasi Pada Kearifan Lokal Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali
  4. Reward Reward dalam capaian target kinerja masih perlu ditingkatkan Pemberian reward yg sepadan akan meningkatkan kinerja organisasi Perlu diatur tentang reward dan punishment
  5. Sumber Daya Manusia Kapasitas SDM untuk menunjang penanganan Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang Dengan Ber-Orientasi Pada Kearifan Lokal Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali perlu ditingkatkan Pelatihan/ pengembangan kompetensi SDM dan upgrade teknologi untuk mendukung strategi dalam pengurangan kumuh melalui system terpadu Perlu adanya sinergitas SDM, penambahan dan penguatan SDM
  6. Analisis dan Alternatif Penyelesaian Masalah

Alternatif Penyelesaian berdasar Konsep Berfikir Kreatif, Inovatif, serta Adopsi/Adaptasi Inovasi Best Practicess Alternatif untuk menyelesaikan masalah antara kategori yang perlu diintervensi dengan kategori lain memunculkan beberapa alternatif penyelesaian isu berdasar konsep berfikir kreatif, inovatif, serta adopsi/adaptasi inovasi best practicess melalui :

  1. Optimalisasi Program Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang Dengan Ber-Orientasi Pada Kearifan Lokal Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali
  2. Pembuatan MoU bersama Stakeholder Pemerintah sebagai katalisator dan regulator harus segera bertindak. Aparatur Sipil Negara perlu didorong memainkan peran yang lebih aktif, tidak hanya sekedar sebagai administrator saja, namun juga sebagai agen perubahan (agent of change) sehingga seluruh stakeholder dapat ikut berperan aktif dalam memberikan kontribusi dalam pem erdayaan ekonomi masyarakat di Kabupaten Boyolali.

Strategi Penyelesaian Masalah Terobosan / Inovasi

Dalam upaya mengimplementasikan inovasi yang akan dilaksanakan, sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 13 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Tengah, maka perlu dikaji dan didalami bahwa inovasi yang direncanakan harus memenuhi 5 (lima) kriteria inovasi, Melalui implementasi ini, harapannya Pemerintah Kabupaten Boyolali mulai meng-upgrade pengelolaan program Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang Dengan Ber-Orientasi Pada Kearifan Lokal Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali. Sesuai dengan kriteria inovasi, maka inovasi tersebut memenuhi semua unsur yaitu:

  1. Memberi nilai tambah bagi organisasi dan stakeholder Dengan adanya Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang Dengan Ber-Orientasi Pada Kearifan Lokal Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali”dapat memberikan nilai tambah bagi internal organisasi  Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik kantor kecamatan Tamansari
  2. Bagi Pemerintah Kabupaten Boyolali : kolaborasi yang baik antar OPD Lingkup Pemerintah Kabupaten Boyolali dampak ekonomi
  3. Bagi masyarakat : dapat memperoleh nilai tambah ekonomi tanaman salak
  4. peningkatan kerja sama dan sinergitas stakeholder dengan media untuk penyebaran informasi dunia yang lebih cepat, valid dan akurat.
  5. Bagi Akademisi : tersedianya akses untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang Dengan Ber-Orientasi Pada Kearifan Lokal Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali.
  6. Memiliki unsur kebaruan; Penerapan Optimalisasi Program Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang Dengan Ber-Orientasi Pada Kearifan Lokal Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali”merupakan hal baru dan belum pernah ada di Kabupaten Boyolali.
  7. Bisa direplikasi; Penerapan Optimalisasi Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang Dengan Ber-Orientasi Pada Kearifan Lokal Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali”dapat direplikasi dilokasi lainnya.
  8. Dapat diterapkan secara berkelanjutan; Penerapan Optimalisasi Program Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang Dengan Ber-Orientasi Pada Kearifan Lokal Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali”dapat diterapkan secara berkelanjutandan seiring berjalannya waktu dapat dikembangkan lebih lanjut.
  9. Sesuai dengan nilai-nilai organisasi. Penerapan Optimalisasi Program Pemberdayaan Kelompok Tani Terdampak Serangan Monyet Ekor Panjang Dengan Ber-Orientasi Pada Kearifan Lokal Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan Di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali”sesuai dengan nilai-nilai organisasi, terutama pada nilai organisasi Inovatif, yang dicirikan dengan :
  • Melakukan perubahan ke arah yang lebih baik;
  • Mampu mengikuti perkembangan teknologi terbaru;
  • Memiliki ide-ide baru untuk pengembangan kinerja.
BAGIKAN ARTIKEL INI